Jumat, 23 Mei 2014

Mereka Tidak Bersedih Hati

Rabu, 14 Mei 2014

Nenek Menderita Radang Sendi Tulang (Osteoartritis)


Pasien terakhir saya malam ini adalah seorang nenek. Usia beliau 72 tahun. Nenek tersebut memasuki ruang praktik saya dengan tertatih, dan tampak sekali kalau beliau sedang menahan rasa sakitnya. Sambil ditopang oleh anaknya, beliau berjalan dengan sesekali memegang lutut kanannya. Kasihan sekali nenek ini... Demikian saya berkata dalam hati!

Segera saya menghampiri beliau untuk membantu dan ikut menopang badannya saat nenek tadi berjalan. Agak terasa berat oleh saya, karena nenek tadi boleh dibilang badan gedhe..., alias gemuk.

Setelah mencapai kursi, pasien usia lanjut ini saya persilakan duduk. Duh... lega juga akhirnya, dan beliau bisa duduk. Tampak raut wajah beliau yang tampak cemas dan adanya kilau keringat pada dahinya.

Saya segera melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, utamanya pada sendi lutut, saya yakin bahwa nenek tersebut menderita radang sendi tulang. Bahasa medisnya adalah osteoartritis.

Pada kebanyakan kasus, kondisi ini bukanlah kondisi yang memerlukan perawatan paliatif karena bukan kondisi yang secara langsung mengancam jiwa penderitanya. Tapi karena nyeri yang dirasakan pada beberapa pasien yang menderita karena osteoartritis bisa cukup berat, maka osteoartritis perlu mendapatkan terapi yang tepat.

Osteoartritis merupakan bentuk radang sendi (artritis) yang paling banyak dijumpai. Jutaan orang di seluruh dunia dapat mengalaminya. Kondisi osteoartritis dapat terjadi dengan bertambahnya umur karena adanya mekanisme kerusakan persendian akibat tulang rawan yang bertindak sebagai bantalan dan perlindungan sendi mengalami robekan dan keruskan. Meskipun sebenarnya osteoartritis dapat merusak semua persendian tubuh, tetapi kelainan ini pada umunya mengenai persendian di tangan, leher, punggung, lutut dan pinggul.

Osteoartritis secara bertahap akan makin memburuk, dan tidak jelas ada obatnya. Tetapi dengan pengobatan dan perawatan yang benar dapat memperlambat proses penyakit tersebut, mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi sendi.

Kepada nenek Idjah (namanya: Sutidjah) tersebut saya berikan suntikan intra artikular yang berisi komponen kortikosteroid dan anestetik lokal. Saya nasihatkan untuk menggunakan decker lutut, sementara waktu istirahat, dan menggunakan alat bantu berjalan (walker) dan kursi roda untuk mobilitasnya. Dan tidak lupa, saya pesankan kepada nenek tersebut untuk datang kontrol lagi sepekan depan.

Sebelum pulang, nenek tanya ke saya... Berapa banyarnya, Nak Dokter? 

Hehehe.... ??? (Karena putri Nenek cantik, khusus hari ini.. GRATIS!, kata saya dalam hati.)

Dr. IKA SYAMSUL HUDA MZ, Sp.PD
Internist & Palliative Medicine
+6281326502405
INDONESIA

Senin, 12 Mei 2014

Pasien Tetraplegia dengan Nyeri di Punggung

Hari Senin pagi kemarin, tepatnya pada 12 Mei 2014 waktu Semarang, saya menemui seorang pasien yang sudah menunggu saya sejak semalaman karena dia mesti berbaring di ruang transit Unit Gawat Darurat. Seperti yang saya duga sebelum pertemuan itu, saya dapatkan kepastian bahwa pasien tersebut bukan untuk perawatan paliatif. Lho bagaimana ceritanya?

Seminggu sebelum pasien tersebut masuk UGD, kami sudah berkirim SMS. Pasien yang tinggal agak jauh di sebelah timur kota Semarang tersebut menceritakan kondisi sakitnya. Dia sampaikan dia mengalami tetraplegia dan rasa nyeri di punggung sejak 16 tahun yang lalu. Pasien ini sangat antusias untuk mendapatkan perawatan paliatif karena sempat mendengarkan siaran radio tentang perawatan paliatif yang saya sampaikan pada beberapa minggu sebelumnya.

Pertemuan di UGD tersebut dapat menjadi lebih jelas duduk permasalahannya setelah saya dapat menjelaskan lagi apakah yang dimaksud dengan perawatan paliatif dengan gaya bahasa yang saya coba sederhanakan dan disertai contoh-contoh kondisi sakit yang tepat untuk perawatan paliatif.

Dr. IKA SYAMSUL HUDA MZ, Sp.PD
Internist & Palliative Medicine
+6281326502405
INDONESIA

Minggu, 11 Mei 2014

Semangat..!

Ketika semangat mulai kendor,
Rasa bosan menyergap dari berbagai arah dan waktu,
Putus asa...
Tiada lagi tampak tujuan yang nyata...
Semuanya pudar.
Apa iya... kita masih bisa bilang SEMANGAT...!

What Is Palliative Care?

Pada suatu saat, setelah saya memeriksa kesehatan salah seorang pasien saya yang menderita kanker payudara, mBak Tika yang merupakan anak tertua dari pasien saya tersebut menanyakan kepada saya istilah "Perawatan Paliatif". Saya memberikan apresiasi kepada mBak Tika yang mau menanyakan istilah tersebut kepada saya. Mbak Tika yang tampil cantik dan mengesankan seorang yang terpelajar tersebut memang seorang akuntan di kota Jakarta. Dia sempatkan memeriksakan kondisi kesehatan ibunya di kota Semarang, dan bertemu saya di sebuah polikinik Penyakit Dalam. 

Saya sampaikan bahwa istilah "Palliative Care" atau "Perawatan Paliatif" merupakan bidang perawatan medis khusus untuk orang-orang yang mengalami kondisi sakit yang serius. Perawatan paliatif difokuskan untuk memberikan terapi yang meredakan gejala penyakitnya, perasaan nyeri, dan stres akibat kondisi sakit yang serius tersebut—apapun diagnosis yang melatar belakanginya. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarganya.

Perawatan paliatif diberikan oleh sebuah tim yang terdiri atas dokter, perawat dan spesialis lainnya yang bekerja bersama dengan dokter utama pasien tersebut untuk memberikan dukungan tambahan. Perawatan paliatif dapat diberikan untuk segala umur dan semua derajat dari kondisi sakit yang serius dan tetap dapat diberikan bersamaan dengan terapi yang bersifat menyembuhkan.

Mbak Tika terlihat agak mengerutkan dahinya. Saya maklum karena istilah Paliatif Care atau Perawatan Paliatif ini memang masih baru dan asing baginya. Mungkin mBak Tika tetap belum faham. What Is Palliative Care?

Dr. IKA SYAMSUL HUDA MZ, Sp.PD
Internist & Palliative Medicine
+6281326502405
INDONESIA
 

Design By Bamz | Modified By